Topeng adalah benda dari kertas, kayu, plastik, kain, atau logam yang
dipakai menutup wajah seseorang. Topeng telah menjadi salah satu bentuk
ekspresi paling tua yang pernah diciptakan manusia. Pada sebagian besar
masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi
kehidupan, karena menyimpan nilai-nilai magis dan juga religis. Peranan
topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam berbagai uparaca
dan kegiatan adat.
Wujud topeng yang
diekspresikan oleh manusia pada awalnya adalah untuk upacara keagamaan,
dan kemudian diekspresikan juga melalui bentuk atraksi untuk menyertai
berbagai ritual tertentu. Topeng di berbagai daerah umumnya dapa berupa
aktifitas penghormatan berupa adegan sesembahan (pemujaan) atau
memperjelas watak (karakter) tertentu dalam sajian seni pertunjukan.
Bentuk topeng bermacam-macam, hal ini disebabkan oleh prilaku adaptif
dari manusia yang mengimitasi berbagai objek, misalnya menggambarkan
binatang dalam bentuk atraksi ritual ‘perburuan’, menggambarkan roh-roh
atau mahluk-mahluk mitolisi tertentu. Pada perkembangannya, topeng lebih
sepesifik juga menggambarkan watak manusia, dan tempramental
emosionalnya, seperti: marah, ada yang lembut, dan adapula yang
kebijaksanaan.
Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan
topeng sebagai salah satu bentuk karya seni. Tidak hanya karena
artistik, tetapi juga menyimpan nilai-nilai yang bersifat simbolis.
Karena topeng dalam kehidupan ini telah menunjukan sesuatu yang bersifat
esensial yaitu menyembunyikan ‘wajah’ asali dari seseorang. Artinya
wajah seseorang memang sengaja tidak boleh diperlihatkan secara umum.
Hal ini sangat jelas diturunkan oleh konsep yang bersifat transendental
(tuhan). Alam transendental dalam berbagai pemahaman religius menunjukan
aspek ‘ketabuan’, bahwa tidak ada yang dengan sengaja berani atau mampu
menggambarkan ‘wajah’ sifat transendental. Sehingga konsep tentang
‘Dewa Raja’ sangat ditabukan untuk ditatap langsung oleh rakyat.
Demikian juga rakyat, pada umumnya rakyat juga tidak diperkenankan untuk
menatap langsung ‘raja’, oleh karena itu untuk menunjukan kepatuhan
seringkali rakyat yang menghadap raja selalu mengenakan topeng, atau
sengaja ditutup dengan topeng tertentu. Aspek yang dianggap tabu itu
mengakibatkan mendasari berbagai konsep kesenian etnik, bahwa jika orang
yang tampil di atas penggu selalu mengenakan topeng, atau membuat
sikapnya berubah dan bertentangan (paradox) dengan watak aslinya.
Pengertian
yang paling mendasar dari ‘topeng’ adalah benda menutup wajah agar
dapat mengubah atau membentuk karakteristik wajah yang baru.
Penyimpanan wajah asli ini dimaksudkan sebagai simbol, bahwa aspek yang
sesungguhnya sifat selalu disembunyikan agar tidak sesegera mungkin di
ketahui oleh orang lain, bahkan banyak orang yang sengaja mencari wajah
baru yang membuat dirinya tampil seperti apa yang dipikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar